.

.
.

Jumat, 27 November 2015

Autoclaf


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
 Di zaman sekarang semua serba canggih, kebutuhan akan peningkatan mutu baik secara nasional maupun internasionalpun semakin meningkat. Dalam praktikum mikroorganisme yang dilakukan di laboratorium dibutuhkan alat-alat yang sangat mendukung dalam proses pengujian ataupun proses pembuatan media dan sebagainya. Dalam kegiatan yang kita lakukan dilaboratorium ketika kita melakukan suatu pengujian tentunya alat dan bahan yang kita gunakan harus bersih, maka dari itu dilakukan kegiatan sterilisasi.
 Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Dalam sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas seperti spora bakteri. Selain itu Sterilisasi adalah proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Ada juga yang meneybutkan Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi secara umum mengacu pada setiap proses yang efektif untuk membunuh atau menghilangkan dari semua organismenhidup. Untuk melakukan sterilisasi tentunya diperlukan alat pensterilan, dimana alat yang biasa digunakan yaitu autoklaf yang biasa disebut dengan sterilisasi basah.
1.2. Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa autoklaf tersebut.
2.    Untuk mengetahui kegunaan autoklaf tersebut.
3.    Untuk mengetahui jenis-jenis autoklaf.
1.3. Manfaat
1.    Dapat mengetahiu dengan mudah apa autoklaf tersebut.
2.    Dengan mudah mengetahui kegunaan autoklaf.
3.    Dan dapat dengan mudah  jenis-jenis autoklaf tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf juga disebut dengan sterilisasi basah. Peralatan yang diguanakan  perlu disterilisasi agar pada saat kontak dengan produk, tidak menyebabkan kontaminasi. Sebelum digunakan otoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk membuktikan bahwa otoklaf berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril. Tekanan yang digunakan adalah  15 Psi atau sekitar 2 atm dangan suhu  121 °C (250 F) dalam waktu 15 menit.Jadi tekanan yang bekerja pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf  ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Jika objek yang disterilisasi tebal atau cukup banyak, transfer panas  pada bagian autoklaf akan melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu total.
2.2. Prinsip Kerja Autoklaf
            Autoklaf menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang dihasilkan oleh api. Autoklaf dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500˚C. Bila sterilisasi efektif dilakukan pada lamanya waktu, misalnya pada media nutrisi yang volumenya 25-50 ml disterilisasikan di autoklaf dengan suhu 121˚C selama 15-20 menit pada tekanan 1.5kg/cm2.
            Autoklaf ditujukan untuk membunuh  sel resisten (endospora) yang diproduksi oleh bakteri. Endospora adalah sel yang tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Endospora dapat dibunuh pada suhu 121°C, dengan waktu 4-5 menit. Pada suhu 65 °C sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik.
           Ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C, perhitunga waktu sterilisasin autoklaf dimulai. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf dibutuhkan perpanjangan waktu, dibutuhkan waktu yang lama untuk volume yang besar sengga mencapai suhu sterilisasi.
2.3. Jenis-Jenis Autoklaf
Autoklaf tertdapat tiga jenis, yang dibagi berdasarkan perbedaan bagaimana udara dihilangkan dari autoklaf selama proses sterilisasi.
1.    Gravity Displacement Autoclave
Di dalam ruang autoklaf terdapat udara yang dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.
2.     Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoklaf ini adalah jenis autoklaf  yang dilengkapi pompa, yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjan autoklaf ini  dimulai dengan pengeluaran udara.  Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.
3.    Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf yang menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus yang ada pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi.
2.4. Bagian-Bagian Autoklaf
Berikut adalah gambar yang menunjukan bagian-bagian dari autoklaf:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCV7bb0u8R8bUgb-gcPehyphenhyphenO6I99dTjZWU6jP3NgTSCIDT6VbyCNXOLTuK07fosNWZsDI2dIK6kL4NLj0oVIMilgrFV10ZcMSk5Vg2eTFwIhPg0Opl_HnDe1T_MCa8zh0OCMWAU6XNu-A2s/s1600/asa.png
Keterangan:
1.     Tombol pengatur waktu mundur (timer)
Timer pada autoklaf berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan.
2.    Katup uap
Katup uap adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air.
3.     Pengukur tekanan
Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsu untuk mengetahiu tekanan uap yang berada didalam autoklaf saat proses sterilisasi berlangsung.
4.     Kelep pengamanan
Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup  autoklaf.
5.     Tombol on/off
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoklaf.
6.     Termometer
Termometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu yang sudah dicapai pada saat pensterilan.
7.     Lempeng sumber panas
Ini adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor (panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas.
8.      Aquades (H2O)
9.      Skrup pengamanan
10.   Angsa
Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambahan air.
Selain keterangan yang di atas, autoklaf juga memiliki komponen lain yaitu
Pompa Vacum, pada  autoclave  pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi selesai uap panas akan segera hilang. Sehingga saat yuser membuka lied handle terbuka uap panas yang ada di dalam chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan yuser saat mengeluarakan alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam Autoklaf. Selain pompa vacun, autoklaf juga memiliki Penutup yang berfungsi sebagai penutup autoklaf pada saat proses sterilisasi. Terdapat juga temperatur yang digunakan untuk mengatur suhu pada saat akan melakukan proses sterilisasi.
2.5. Cara Penggunaan Autoklaf 
 Cara  penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di Laboratorium, untuk mensterilkan alat adalah sebagai berikut :
1.     Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami bagian-bagian yang ada pada  autoklaf beserta fungsi -fungsinya.
2.     Bahan  yang akan disterilkan diletakan  pada wadah alumunium, disusunan  dengan rapi, dan diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk pergerakan uap air dan udara.
3.     Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.
4.     tubuh sterilisator telah cocok  dengan tempatnya,  yang terletak pada tutup.
5.     Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup sudah terpasang. 
6.     Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya, agar tutup autoklaf ini berada pada posisi yang tepat.
7.     Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf keluar.
8.     Setelah itu,  pasanglah sumber pemanas. 
9.     Nyalakan  autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas tuasnya),  diatur  timer  dengan  waktu  minimal  15  menit  pada  suhu 121 oC (suhu optimal dimana mikroba akan terdenaturasi).
10.   Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan terdengar bunyi desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan naik.
11.  Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC  dengan tekanan 15 Psi atau sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur sumber panas.
12.   Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai nol. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.
13.  Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup pengaman dibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang masih ada dalam autoklaf.
14.  Buka tutup autoklaf dengan cara  kendurkan terdahulu bautnya, kemudian tutup autoklaf diputar kemudian diangkat.
15.  Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan  bahan yang telah diserilkan, kemudian didinginkan.
2.6. Cara Perawatan autoklaf
 Cara perawatan autoklaf adalah sebagai berikut:
1.       Gunakan autoklaf sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kerusakan.
2.       Apabila autoklaf telah selesai digunakan, colokanya dicabut dari tempat colok, untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
3.       Air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras bagian dalamnya menggunakan lap kering, jika selesai digunakan.
4.       Pastikan dibagian dalam autoklaf benar-benar bersih, jika masih belum bersih, masukan lagi air kedalam autoklah dan dikuras lagi denga lab, lakukan kegiatan ini berulang-ulang sampai bagian dalam autoklaf tersebut benar-benar bersih.
5.       Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
2.7. Cara Kalibrasi
Kalibrasi merupakan suatu aspek kritis yang wajib diplementasikan pada instrumen. Kalibrasi autoklah dilakukan untuk menjamin, memastikan dan menjaga kinerja yang benar dan memadai dari instrumen.
Jika ingin memastikan autoklaf bekerja dengan baik atau sempurna, kita dapat memastikannyan dengan melakukan pengujian mikroba yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus Stearothermophilus. Dalam bentuk kertas spora strip dimasukan kedalam autoklaf dan disterilkan, setelah proses sterilisasi kemudian ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka autoklaf  bekerja secara baik.
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.     Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
2.     Fungsi autoklaf adalah untuk proses pensterillan alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi.
3.     Tekanan yang digunakan untuk mesterilkan bahan yang menggunakan autoklaf adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm, suhu yaitu 121 oC, dengan waktu yang digunakan adalah 15 menit.
4.    Jenis-jenis autoklaf ada tiga yaitu Gravity Displacement Autoclave, Prevacuum atau High Vacuum Autoclave, dan Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave.
3.2. Saran
Sebagai mahasiswa jurusan analis kesehatan yang kegiatannya di laboratorium, kita harus memahi alat-alat yang kita gunakan. Jika kita akan melakukan proses sterilisasi kita harus mengetahui dan memahami alat yang digunakan proses tersebut, harus berhati-hati pula dalam penggunaan alat, agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan sterilisasi
                                                                                                      
DAFTAR PUSTAKA
http://mahasiswafarmasi.wordpress.com/2012/10/10/autoclave-si-panci-yang menyeterilkan.html
http://eendraswati.blogspot.com/2013/01/autoclave-oven-watterbath-dan-inkubator.html
http://tugasinstrumen.blogspot.com/2013_02_01_archive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar