.

.
.

Minggu, 29 November 2015

SPERMA

 

 


KOMPOSISI DAN KEADAAN FISIK SPERMA
Sperma adalah  zat setengah cair atau setengah kental à tdd 2 bagian yaitu : plasma sperma dan spermatozoa
Plasma kelenjar2 prostat, vesika seminalis, epimis, cowner dan litter
Spermatozoa  dihasilkan oleh tubuli seminiferi
Proses keluarnya sperma tdd bbrp fraksi yi :
 1. F. Pra Ejakulasi : Bagian sperma yg  berasal dari sekresi kel. Cowper dan litre, tdk mengandung spermatozoa dan tidak bersifat mucus
2. F. ke I : Berasal dari sekresi prostat dan kadang-kadang mengandung spermatozoa, bersifat mucus
3. Fraksi  ke II : Mengandung komponen gelatinous ( kental), komponen utama ejakulat dan banyak mengandung spermatozoa
4. Fraksi ke III : Bersifat gelatinous dan berisi spermatozoa yang biasanya non motil

ANALISA SPERMA
Analisa sperma merupakan salah satu pemeriksaan awal yang dilakukan pada kasus
infertilitas (susah dapat anak). 
Persyaratan sebagai berikut : 
a. Melakukan abstinensia selam 3 – 5 hari, paling lama selama 7 hari. 
b. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di laboratorium. Bila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 2 jam dari saat dikeluarkan. 
c.Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril ( jangan sampai tumpah ), kemudian botol ditutup rapat-rapat
d.Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada petugas
laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya 2 kali dengan
jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja tidak cukup karena sering
didapati variasi antara produksi sperma dalam satu individu. 
f. Untuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol plastik atau kondom.

Cara Memperoleh Sperma
a. Masturbasi / Onani 
Cara ini merupakan methode yang paling dianjurkan untuk memperoleh sperma, biasanya dengan tangan (baik tangan sendiri maupun tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu. Kebaikan cara ini menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma, menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat yang lain.
b. Coitus Condomatosus
Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak diperkenankan. Karena sebagian besar karet kondom mengandung bahan spermiacidal, yaitu bahan yang dapat mematikan sperma
c. Coitus Interuptus ( CI )
Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini kurang baik dianjurkan sebab :
Memungkinkan sperma dapat tercampur dengan cairan vagina, sehingga banyak mengandung epitel, leukosit, eritosit, bakteri, parasit, jamur dll.
Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian dapat masuk ke vagina. Disamping itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan PH dan konsentrasi 

d. Reflux pasca senggama 
Adalah suatu cara Coitus dimana setelah sperma keluar dan masuk kevagina, sperma tersebut dibilas dengan cairan  fisiologis atau cairan lainnya. Hal ini akan timbul kekeliruan dalam volume konsentrasi dan viskositas.
e. Massage prostat
Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat kelenjar prostat lewat rectum, disini jelas akan timbul kekeliruan dalam penafsiran pH, konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah cairan prostat.
Pilihan yang paling baik adalah :
1. Cara Onani
2. Coitus Interuptus bila alasan religius cara pertama tidak memungkinkan.

Tempat Penampung Sperma
Pada umumnya tempat yang digunakan menampung sperma terbuat dari gelas yang bersih tidak mengandung spermatotoxic
1.Tempat penampung sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang terbuat dari bahan yang tidak bereaksi apa-apa (terbuat dari gelas ).
2.Tempat penampung sperma harus bermulut lebar supaya muat pada penis.
3.Tempat diberi penutup agar tidak terkontaminasi
4.Ukuran tempat penampung sperma 50 ml
100 ml.
5. Tempat harus bersih, steril, jangan tercampur dengan zat-zat atau bahan-bahan bekas pada wadah tersebut.

Ø  Sperma sangat tidak dianjurkan ditampung pada tempat-tempat yang terbuat dari :
1. Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga pergerakannya tergaggu.
2. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sehingga sperma akan rusak. 

    fitrah lutfia maharani
    X-analis kesehatan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar