KOMPOSISI DAN KEADAAN FISIK SPERMA
Sperma adalah zat
setengah cair atau setengah kental à tdd 2 bagian yaitu : plasma sperma dan spermatozoa
Plasma kelenjar2
prostat, vesika seminalis, epimis, cowner dan litter
Spermatozoa dihasilkan oleh tubuli
seminiferi
Proses keluarnya sperma
tdd bbrp fraksi yi :
1. F. Pra
Ejakulasi : Bagian
sperma yg berasal dari sekresi kel. Cowper dan litre, tdk mengandung
spermatozoa dan tidak bersifat mucus
2. F. ke I : Berasal dari sekresi prostat dan
kadang-kadang mengandung spermatozoa, bersifat mucus
3. Fraksi ke II
: Mengandung
komponen gelatinous ( kental), komponen utama ejakulat dan banyak mengandung
spermatozoa
4. Fraksi ke III
: Bersifat
gelatinous dan berisi spermatozoa yang biasanya non motil
ANALISA SPERMA
Analisa sperma merupakan
salah satu pemeriksaan awal yang dilakukan pada kasus
infertilitas (susah
dapat anak).
Persyaratan sebagai
berikut :
a. Melakukan abstinensia
selam 3 – 5 hari, paling lama selama 7 hari.
b. Pengeluaran ejakulat
sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di laboratorium. Bila
tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 2 jam dari saat dikeluarkan.
c.Ejakulat ditampung
dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril ( jangan sampai
tumpah ), kemudian botol ditutup rapat-rapat
d.Pasien mencatat waktu
pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada petugas
laboraturium untuk
pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya 2 kali dengan
jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja
tidak cukup karena sering
didapati variasi antara produksi
sperma dalam satu individu.
f. Untuk menampung sperma tidak
boleh menggunakan botol plastik atau kondom.
Cara
Memperoleh Sperma
a. Masturbasi / Onani
Cara ini merupakan
methode yang paling dianjurkan untuk memperoleh sperma, biasanya dengan tangan
(baik tangan sendiri maupun tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu.
Kebaikan cara ini menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma,
menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat yang lain.
b. Coitus Condomatosus
Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak diperkenankan. Karena sebagian besar karet kondom mengandung bahan spermiacidal, yaitu bahan yang dapat mematikan sperma
Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak diperkenankan. Karena sebagian besar karet kondom mengandung bahan spermiacidal, yaitu bahan yang dapat mematikan sperma
c. Coitus Interuptus ( CI )
Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini
kurang baik dianjurkan sebab :
Memungkinkan sperma dapat tercampur dengan cairan vagina, sehingga banyak mengandung epitel, leukosit, eritosit, bakteri, parasit, jamur dll.
Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian dapat masuk ke vagina. Disamping itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan PH dan konsentrasi
Memungkinkan sperma dapat tercampur dengan cairan vagina, sehingga banyak mengandung epitel, leukosit, eritosit, bakteri, parasit, jamur dll.
Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian dapat masuk ke vagina. Disamping itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan PH dan konsentrasi
d. Reflux pasca senggama
Adalah suatu cara Coitus dimana setelah sperma keluar
dan masuk kevagina, sperma tersebut dibilas dengan cairan fisiologis atau
cairan lainnya. Hal ini akan timbul kekeliruan dalam volume konsentrasi dan
viskositas.
e. Massage prostat
Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat
kelenjar prostat lewat rectum, disini jelas akan timbul kekeliruan dalam
penafsiran pH, konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah cairan prostat.
Pilihan yang paling baik adalah :
1. Cara Onani
2. Coitus Interuptus bila alasan religius cara
pertama tidak memungkinkan.
Tempat Penampung Sperma
Pada
umumnya tempat yang digunakan menampung sperma terbuat dari gelas yang bersih
tidak mengandung spermatotoxic
1.Tempat
penampung sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang terbuat dari bahan yang tidak
bereaksi apa-apa (terbuat dari gelas ).
2.Tempat
penampung sperma harus bermulut lebar supaya muat pada penis.
3.Tempat
diberi penutup agar tidak terkontaminasi
4.Ukuran tempat penampung sperma 50 ml – 100 ml.
5. Tempat harus bersih, steril, jangan tercampur dengan zat-zat atau bahan-bahan bekas pada wadah tersebut.
4.Ukuran tempat penampung sperma 50 ml – 100 ml.
5. Tempat harus bersih, steril, jangan tercampur dengan zat-zat atau bahan-bahan bekas pada wadah tersebut.
Ø
Sperma sangat tidak dianjurkan
ditampung pada tempat-tempat yang terbuat dari :
1. Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga pergerakannya tergaggu.
2. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sehingga sperma akan rusak.
1. Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga pergerakannya tergaggu.
2. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sehingga sperma akan rusak.
fitrah lutfia maharani
X-analis kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar