.

.
.

Selasa, 17 November 2015

Isolasi dan Identifikasi Bakteri





A.    Pendahuluan
Pembiakan dan identifikasi bakteri bersumber dari spesimen yang merupakan hasil proses infeksi, sedangkan infeksi itu sendiri dapat berasal dari berbagai sumber,beberapa tahapan terjadinya proses infeksi :
§  Infeksi memerlukan tempat masuk yang sesuai (port of entry) misalnya saluran pernafasan, saluran pencernaan, kontak langsung, gigitan serangga.
§  Tempat masuknya bakteri biasanya spesifik  terutama untuk bakteri patogen, bakteri harus tumbuh dan berkembang dalam tubuh hospes dan menyebar melalui system limfa dan aliran darah menyebar ke seluruh jaringan,
§  Penyebaran infeksi memerlukan jalan keluar unuk menginfeksi hospes lainnya (port of exit). .
Istilah mikroorganisme yang biasanya merupakan penyebab penyakit disebut patogen dan patogenitas adalah kemampuan mikroorganisme menyebabkan sakit.Virulensi berhubungan dengan derajat patogenitas bakteri. Patogenitas dan virulensi  berkaitan dengan penyebaran atau toksigenitas. Penyebaran  artinya kemampuan bakteri untuk masuk untuk masuk , menyebar dam berkembangbiak di dalam jaringan hospes. Toksigenitas berhubungan dengan kemampuan bakteri menghasilkan toksin.Virulensi dinyatakan dengan LD50 yaitu konsentrasi mikroorganisme yang menyebabkan 50 persen hewan percobaan sakit. Proses ketika  mikroorganisme patogen masuk dikenal dengan infeksi, selama proses ini hospes dapat menjadi sakit, infeksi terselubung atau sehat menjadi karier


Aspek patogenitas bakteri
Patogenitas bakteri terutama disebabkan oleh adanya kapsul pada bakteri tersebut, bakteri yang tidak berkapsul lebih mudah untuk difagosit oleh sel leukosit. Hilangnya kapsul bakteri berhubungan dengan  hilangnya virulensi bakteri karena kapsul diketahui sebagai faktor  pengganggu. (contohnyaPneumococcus)
Toksin bakteri
Toksin bakteri diketahui memiliki peranan penting dalam  kemampuan bakteri menimbulkan penyakit. Toksin dibagi dalam kelompok eksotoksin dan endotoksin.
a.       Eksotoksin
Eksotoksin di hasilkan oleh bakteri ke lingkungan  dan potensial serta spesifik  untuk jaringan hospes, kemampuan menghasilkan eksotoksin biasanya pada bakteri gram positif batang seperti Clostridium dan Corynebacterium. Eksotoksin merupakan antigen kuat, tidak tahan panas, merupakan substansi protein, hancur oleh enzim proteolitik kecuali Clostridium botulinum, efek  toksin dapat hancur oleh formalin, panas dan penyimpanan yang lama tetapi tidak untuk sifat antigeniknya, contohnya toxoid untuk program imunisasi

b.      Endotoksin.  
Endotoksin ditemukan intraseluler, terdapat pada dinding sel bakteri dan toksin ini dilepaskan oleh bakteri setelah bakteri hancur, endotoksin biasanya berhubungan dengan bakteri gram negatif dan bersifat antigen lemah. Endotoksin bersifat tahan terhadap panas, polisakaridanya tidak dapat dicerna oleh enzim proteolitik, endotoksin bersifat toksin lemah dan menginduksi reaksi demam pada hospes dan dapat menyebabkan syok

Enzim ekstraseluler
Beberapa mikroorganisme memproduksi enzim ekstraseluler yang ikut berperan dalam patogenitas, enzim tersebut adalah:
a.       Enzim koagulase, berhubungan dengan patogenitas Staphylococcus. Uji koagulase  dilakukan  menggunakan plasma menyebabkan  terjadinya koagulasi.
b.      Kolagenase adalah enzim yang dibentuk oleh Clostridium, bersifat dapat menghancurkan kolagen sehingga menyebabkan bakteri menyebar ke jaringan
c.       Hialuronidase adalah enzim yang diketahui sebagai faktor penyebaran bakteri. Enzim ini diproduksi oleh Staphylococcus, Clostridium, Streptococcus dan Pneumococcus.
d.      Streptokinase dikenal pula  sebagai enzim fibrinolisin, diproduksi oleh Streptococcus, Staphylococcus, dan Clostridium perfringens. Streptokinase merupakan enzim proteolitik plasma yang disebut plasmin, plasmin dapat melarutkan plasma yang terkoagulasi dan aktifitas tersebut memungkinkan bakteri menyebar
e.       Hemolisin merupakan kelompok substansi terlarut yang diproduksi oleh Staphylococcus, Pneumococcus, beberapa Clostridium, dan Steptococcus, hemolisin bersifat merusak jaringan. Streptolisin memiliki kemampuan melisiskan eritrosit.
f.       Leukosidin dalah substansi yang merusak leukosit, mereka diproduksi oleh streptococcus dan staphylococcus

Bakteri berdasarkan kebutuhan energi, dibagi dalam dua kelompok, yaitu
Ø  Bakteri autotrof
Bakteri autotrof memperoleh energi  dan tumbuh pada media anorganik, membutuhkan karbondioksida sebagai sumber karbon.
Ø  Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof mendapatkan energi dari sumber karbon organik. Bakteri heterotrof membutuhkan penambahan gula, asam amino, purin, pirimidin dan vitamin pada media kultur. Fermentasi gula merupakan sumber energi utama.




Morfologi bakteri.
Ukuran bakteri coccus berdiameter 1 micron (μ), bakteri batang memiliki lebar  0.5 μ dan panjang of 2 μ, sedangkan spirochaeta berbentuk ulir dengan lebar 0.2 μ dan lebar 10 μ.
Bentuk-bentuk bakteri:

Struktur bakteri

Struktur umum bakteri terdiri dari
Ø  Dinding sel
Ø  Membrane sitoplasma
Ø  Sitoplasma
Ø  Inti

Struktur khusus bakteri:
Ø  Kapsul, merupakan substansi eksretori, sebagai benteng pertahanan melawan fagositosis oleh sel darah putih dan penetrasi virus
Ø  Flagel, berasal dari protein elastin yang berada di sitoplasma dan keluar badan bakteri berfungsi sebagai organ pergerakan
Ø  Spora, bentuk vegetatif bakteri untuk bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan
Ø  Inclusion bodies, vakuola yang berfungsi sebagai tempat sisa material di sitoplasma

B.     Isolasi dan identifikasi
Pengertian

Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi   terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Ketika spesimen datang ke laboratorium harus dilihat terlebih dahulu keadaan spesimen apakah memenuhi persyaratan spesimen misalnya cara pengiriman sampel apakah telah sesuai dengan jenis pemeriksaan, apakah mencukupi untuk jumlah pemeriksaan yang diminta atau misalnya untuk spesimen sputum apakah benar sputum atau saliva. Ketika spesimen datang jenisnya bermacam-macam datang bersamaan harus diprioritaskan yang lebih mendesak untuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, misalnya CSF, jaringan, darah dan cairan tubuh yang steril. Urine, swab tenggorok, sputum, feses atau apus luka dapat ditunda pemeriksaannya berikutnya .spesimen virus dan jamur biasanya satu kali pemeriksaan untuk satu spesimen, jadi perlu dipertimbangkan jumlah spesimen apakah mencukupi untuk pemeriksaan yang lain. Selain itu juga diperlukan pengamatan spesimen secara umum misalnya apakah mengandung darah, keruh atau membeku dan harus dibuat catatan secara tertulis.

1.      Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan pada semua spesimen yang datang. Pemeriksaan bertujuan misalnya pada sputum apabila telah dilakukan pemeriksaan mikroskopis didapatkan  perhitungan sel darah putih dan epitel skuamosa merupakan petanda spesimen bukan dari saluran nafas bagian bawah. Misalnya untuk isolasi dan identifikasi bakteri dengan pembuatan apusan dari spesimen langsung kemudian dilakukan pewarnaan Gram untuk mengetahui sifat, bentuk bakteri, eritrosit, sel leukosit atau sel epitel skuamosa  dan memberikan arahan untuk pemilihan media perbenihan yang sesuai untuk isolasi dan  identifikasi. Yang dilaporkan dari hasil pewarnaan Gram yaitu:
a)      Reaksi terhadap Gram (positif/negatif)
b)      Morfologi (kokus, batang, koma, kokobasil, koma atau spiral
c)      Susunan (sendiri-sendiri, dua-dua, berantai, berkelompok/seperti anggur, sarkina)
Selain pewarnaan Gram  untuk pemeriksaan jamur secara langsung yang biasa digunakan yaitu pemeriksaan dengan KOH ,  periodic acid Schiff (PAS) atau calcoflour white

2.      Pemilihan media perbenihan
Media perbenihan
Media perbenihan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya sesuai kebutuhan bakteri. Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula , sehingga dikembangkan berbagai macam media perbenihan untuk digunakan dalam diagnosa mikrobiologi.
            Media perbenihan terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat (agar). Pada media cair, bahan-bahan gizi  dilarutkan dalam air sehingga pertumbuhan bakteri ditandai dengan perubahan warna media menjadi keruh, semakin banyak bakteri tumbuh akan semakin keruh larutan. Diperlukan jumlah bakteri 106 sehingga dapat terlihat  adanya pertumbuhan tanpa mikroskop.
Media padat  dibuat dengan penambahan bahan pengeras pada campuran bahan  gizi dan air. Biasanya digunakan agar yang memiliki sifat cair pada suhu ≥ 95C tetapi berbentuk padat pada suhu dibawah 50C.Dengan kondisi inkubasi yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah  bakteri yang sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni. Pembiakan yang murni diperlukan untuk identifikasi  bakteri, untuk memudahkan pengambilan koloni yang sama ketika ditanam pada media identifikasi.
Lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba
Kondisi lingkungan yang optimal akan mendukung  pertumbuhan bakteri pada media pembiakan, empat  faktor lingkuangan yang paling penting, yaitu:
a)      Tersedianya oksigen atau karbondioksida
Kebanyakan bakteri klinik adalah terdiri dari bakteri aerob, anaerob fakultatif atau anaerob obligat.Bakteri aerob adalah bakteri yang menggunakan oksigen sebagai reseptor elektron.Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob.Tetapi untuk bakteri seperti Pseudomonas spp, Neisseria spp, Bordetela spp, Brucella spp dan Francisella spp adalah bakteri obligat aerob yaitu bakteri yang tidak dapat tumbuh tanpa ada oksigen. Sedangkan bakteri yang membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit disebut bakteri mikroaerofilik
b)         Suhu
Bakteri pathogen biasanya tumbuh sangat baik pada suhu yang sama dengan suhu jaringan dan organ  tubuh hospes  yaitu 37C walaupun demikian suhu pembiakan biasanya berada pada rentang 35-37C. akan tetapi  beberapa bakteri  memerlukan suhu tertentu untuk inkubasinya mislnya: campylobacter jejuni (42 C), listeria monocytogenes dan yersinia enterocolitica (dapat tumbuh pada suhu 0 C tapi suhu optimum antara 20 dan  40 C
 c)      pH
pH adalah pengukuran konsentrasi ion hydrogen pada lingkungan mikroorganisme.nilai pH 7 menunjukkan kondisi netral, sedangkan pH lebih kecil dari 7 disebut asam dan lebih besar dari 7 disebut basa. Kebanyakan bakteri klinik menyukai kondisi pH diantara pH netral sekitar 6,7-7,5, kebanyakan media yang diperjualbelikan telah mengandung buffer sehingga pengecekan ph sudah tidak diperlukan lagid) 
d)     dKelembaban
Air merupakan komponen yang sudah terdapat dalam media, baik pada media padat ataupun cair tapi untuk penyimpanan dalam jangka waktu yang lama saat pembiakan bakteri akan menyebabkan kehilangan sebagian besar kadar air yang timbul karena proses evaporasi. Kehilangan air dari media dapat mengganggu petumbuhan bakteri melalui dua cara yaitu:
o  berkurangnya air  yang merupakan komponen penting yang akan digunakan untuk metabolisme bakteri
o  dengan berkurangnya air maka konsentrasi zat terlarut dalam media akan meningkat, dengan meningkatnya konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga akan menekan  sel bakteri dan sel akan lisis


Bahan-bahan pada media pertumbuhan
1. Bahan dasar
a.       Air (H2O) sebagai pelarut
b.      Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45C.
c.        Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d.      Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media.Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.

2. Nutrisi atau zat makanan
a.       Nikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea. Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg
b.      Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
c.       Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain dan sejumlah vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.

4. Bahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan media
a.       Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
b.      Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,limpa, plasenta dan daging sapi.
c.       Yeast extract. Yeast extractterbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (Bcomplex).
d.      Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

Klasifikasi dan fungsi media:
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Ø  Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelahdingin media menjadi padat..
Ø  Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø  Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth),TSB (Trypticase Soy Broth)

2. Medium berdasarkan komposisi
Ø   Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø  Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak
dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Ø  Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahandasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.


3. Medium berdasarkan tujuan
Ø  Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
Ø   Media selektif/penghambat bakteri tertentu yang tidak diinginkan
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.Saltbroth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
Ø  Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, BileAgar, Serum Agar,  buffer charcoal yeast extract agar yang mengandung L-cystein dan bahan gizi lain untuk pertumbuhan  legionella pneumophila penyebab penyakit legionnair.
Ø  Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolism suatu mikroba.Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakanuntuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø  Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba.Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth,Arginine Agar.
Ø   Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari bakteri lainnya yang sama-sama tumbuh dalam media perbenihanberdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni, media Mac conkey agar merupakan media diferensial dan slektif karena tidak dapat menumbuhkan bakteri gram positif.
Sterilisasi media
Bahan media yang telah dilarutkan , baik media cair maupun untuk meda pdat harus dilakukan terlebih dahulu  melalui proses sterilisasi menggunakan Autoclave yaitu alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121C (250F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2(15 Psi = 15 pounds per square inch).
Lama sterilisasi yang dilakukan selama 15 menit. dan waktu harus dihitung  dimulai ketika suhu telah mencapai 121 C . Setelah di autoclave media harus mencapai suhu sekurangnya 50 C sebelum dituang ke dalam cawan petri steril (biasanya 25 ml untuk satu cawan petri) sedangkan untuk penambahan bahan-bahan seperti darah, antibiotik, vitamin dan mineral harus ditambahkan pada saat agar  dingin sebelum dituang ke cawan petri. Untuk komponen media yang tidak tahan panas dapat dilakukan sterilisasi dengan cara filtrasi membran

3.      Pembiakan pada media perbenihan.
Pemeriksaan  mikroskopis adalah merupakan upaya mendapatkan informasi sementara terhadap bakteri penyebab infeksi, akan tetapi pembiakan biasanya diperlukan untuk identifikasi secara pasti dan mengenal sifat bakteri

Tujuan dari pembiakan bakteri adalah terdiri dari tiga tujuan utama yaitu:
1)      Untuk menumbuhkan dan mengisolasi seluruh bakteri yang ada dalam spesimen
2)      Untuk penentuan jenis bakteri mana yang pertumbuhannya paling menyerupai bakteri penyebab infeksi dan bakteri mana yang sepertinya merupakan kontaminan
3)      Untuk mendapatkan pertumbuhan bakteri yang cukup terhadap bakteri yang sesuai secara klinik  sehingga dapat diidentifikasi sesuai  sifat pertumbuhannya
Dari sekian banyak  macam media, media yang paling sering digunakan untuk identifikasi bakteri adalah :
1.      Brain-Heart infusion (BHI) / perbenihan cair.
BHI adalah media  penyubur yang berguna untuk  pertumbuhan berbagai macam  bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa.Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI biasanya digunakan untuk media pertumbuhan spesimen  darah
2.       Perbenihan cair Gram negative  (GN broth).
Media selektif gram negatif digunakan untuk pembiakan bakteri patogen saluran pencernaan ( salmonella spp dan shigella spp) dari spesimen faeces dan rectal swab. Larutan berisi beberapa bahan aktif termasuk natrium sitrat dan natrium deoksikolat yang menghambat pertumbuhan organisme gram positif dan mempercepat pertumbuhan bakteri gram negatif. Untuk mengoptimalkan  selektfitas media, GN broth  setelah diinkubasi 6-8 jam setelah penanaman pertama harus diisolasi ulang dan diinkubasikan kembali, apabila melewati waktu tersebut bakteri  nonenterik patogen akan tumbuh melampaui pathogen
3.      Columbia CNA mengandung darah
      Agar Columbia CAN adalah media dasar yang mengandung tiga komponen  sumber pepton dan darah domba 5% yang tidak mengandung fibrin. Media ini juga dapat membedakan reaksi bakteri berdasarkan kemampuan dalam menghemolisa darah. CNA  adalah merupakan antibiotic  Colistin (C) dan Nalidixic acid (NA) yang ditambahkan ke dalam media untuk menghambat mikroorganisme gram negatif dan menumbuhkan bakteri gram positif. Contohnya untuk perbenihan  Lactobacillus spp dari specimen secret vagina, streptococcus yang menyebabkan infeksi pada vagina dan wanita hamil.
4.      Hektoen Enteric agar (HE)
Terdiri dari garam empedu dan zat warna indikator (brom thymol blue dan fuchsin acid) untuk memperlambat bakteri non patogenik gram negatif batang yang terdapat di saluran pencernaan dan memberi kesempatan salmonella dan shigella tumbuh. Media HE juga merupakan media differensial karena bakteri non enterik patogen akan tumbuh koloni berwarna oranye sampai  merah muda kekuningan. Koloni ini timbul dari organisme yng memiliki kemampuan menfermentasi laktosa dalam media, kemampuan meragi menghasilkan asam yang akan menurunkan pH media dan meyebabkan perubahan indikator bromthymol blue. Shigella tidak meragi laktosa sehingga sehingga warna media  biru kehijauan tidak berubah seperti karakteristik media diferensial, media mengandung feri ammonium sitrat yang mendeteksi adanya produksi gas H2S seperti salmonella spp. Dapat terlihat melalui adanya presipitasi warna hitam pada media.
Hektoen agar http://www.microbelibrary.org/microbelibrary/files/ccImages/ Articleimages/Arvidson/Cultivation Media
5.      Mac conkey agar
Mac conkey agar adalah media selektif dan differensial yang paling sering digunakan. Media ini terdiri dari zat warna Kristal violet untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan jamur dan memungkinkan beberapa macam bakteri gram negatif batang tumbuh , netral red sebagai pH indikator memberikan warna  pink sampai merah pada koloni misalnya salmonella spp.  Untuk bakteri yang tidak meragikan laktosa misalnya shigella spp memberikan warna koloni  jernih transparan
http://www.microbelibrary.org/microbelibrary/files/ccImages/Articleimages/Arvidson/Cultivation Media
Gambar 1. Media Mac conkey (meragi laktosa/kiri) dan (tidak meragi laktosa/kanan)

6.      Phenyl ethyl alcohol (PEA)
PEA adalah agar darah domba yang ditambahkan  phenyl etil alcohol untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif darah domba 5% dalam PEA menyediakan kebutuhan nutrisi untuk bakteri gram positif coccus seperti enterococcus, streptococcus dan staphylococcus

AS-323 combination package is the standard primary setup for anaerobic culture workup.  This combination contains a Brucella Blood Agar (BRU), Phenylethylalcohol Blood Agar (PEA), and a Bacteroides Bile Esculin Agar (BBE)/Laked Kanamycin Vancomycin (LKV) biplate.http://sites.google.com/site/anaerobesystemspricelist/Home/pras-combination-packages/bru-bbe-lkv-pea
7.       Perbenihan cair tioglikolat
Perbenihan cair tioglikolat adalah media penyubur, yang mengandung bahan-bahan nutrisi seperti casein, ragi dan ekstrak daging sapi serta vitamin untuk mempercepat pertumbuhan , bahan lain yang ditambahkan indikator oksidasi-reduksi  (resazurin), dextrose, vitamin K1 dan hemin biasa ditambahkan pada media modifikasi thayer martin sebagai tambahan pada media ditambahkan 0,075% untuk mencegah  pengaruh oksigen langsung terhadap larutan , bahan tambahan ini diberikan  untuk memberikan suasasana anaerob pada bagian dasar tabung sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh
  Campylobacter Thioglycollate Broth (CAMPY-THIO) is used as a selective growth enrichment broth for Campylobacter species from contaminated sources

  
orresponding tube no. above
1
2
3
4
Oxygen relationship designation
STRICT
(OBLIGAobligatTE)
AEROBE
FACULTATIVE
ANAEROBE
AEROTOLERANT
ANAEROBE
STRICT
(OBLIGATE)
ANAEROBE
Aerobic respiration*
+
+
Fermentation*
+
+
+
Ability to grow aerobically
(oxygen tolerance)
+
+
+
Ability to grow anaerobically
+
+
+
Catalase reaction
+
+
Reaction in Glucose O/F Medium
(for those able to grow well in medium)
O or –
F


Response to sodium azide in a
growth medium
SENSITIVE
SENSITIVE (under
aerobic conditions)
RESISTANT
RESISTANT



8.         Agar darah

Gambar 2. Agar darah steril (kiri), α- hemolisa (tengah) dan β-hemolisa (kanan)
Agar darah merupakan media yang paling banyak digunakan unuk penanaman bakteri yang sukar tumbuh karena pada agar darah domba mengandung nutrisi yang dibutuhkan bakteri. Kemudian pula koloni yang tumbuh pada media ini  biasanya spesifik dan mudah dikenali. Media pada dasarnya terdiri dari sumber protein(pepton), protein kedelai olahan (mengandung KH),NaCl, agar dan darah domba 5%. Bakteri penghasil enzim ekstraseluler yang  dapat melisiskan sel darah merah domba pada agar (hemolisis). Aktifitas ini ditandai dengan adanya zona  jernih disekeliling koloni (beta hemilisis), kehijauan (alpha hemolisis) dan untuk bakteri yang tidak menghemolisa darah tidak terjadi perubahan pada sekeliling koloni bakteri ( gamma /non hemolisis)

9.      Agar coklat dan Thayer martin
Agar coklat sama seperti agar darah tetapi pada agar coklat  darah yang digunakan di lisiskan terlebih dahulu   sebelum dimasukan ke larutan agar. Setelah darah lisis sel eritrosit mengeluarkan bahan-bahan intraseluler seperti haemoglobin, hemin,dan koenzim nicotinamide adenine dinucleotida (NAD) yang dapat digunakan oleh bakteri yang sukar tumbuh. Darah yang lisis memberikan warna coklat pada media sehingga disebut dengan agar coklat. Biasanya  bakteri patogen yang tumbuh pada media agar coklat yaitu: Neisseria meningitidis ,Haemophilus spp (terlibat dalam infeksi saluran pernafasan dan telinga)
Agar Thayer martin
Thayer martin agar adalah media diperkaya dan selektif untuk isolasi Neisseria gonorhoeae.Penambahan antibiotik colistin bertujuan untuk menghambat bakteri gram negatif, vancomisin untuk menghambat bakteri gram positif dan nistatin menghambat pertumbuhan ragi. Antibiotik trimetropin jugsa ditambahkan untuk menghambat perumbuhan Proteus spp, dan bakteri lainnya  yang akan tumbuh menyebar di seluruh permukaan agar dan dapat meghalangi koloni bakteri yang akan diidentifiasi Neisseria spp. pada mredia modifkasi Thayer martin lewis, antibiotik nistatin diganti dengan  ansamisin
Gambar 3.agar coklat dan Thayer martin
colklatype: Enriched
Purpose: Cultivation of fastidious organisms such as Neisseria or Haemophilussp.
Interpretation: Some organisms grow on chocolate agar that do not grow on standard media
TM Type: Enriched and selective; contains three antibiotics -- colistin (kills gram-negative coliforms), vancomycin (kills gram-positives), and nystatin (kills fungi)

Purpose: To select for fastidious organisms, such as N. gonorrhoeae, in patient samples containing large numbers of normal flora, such as from the female genital tract
Neisseria gonorrhoeae (ATCC® 43069) colonies growing on Thayer Martin, Modified Agar (Cat. no. E30). Incubated in CO2 for 48 hours at 35 deg. C.
http://www.hardydiagnostics.com/catalog2/hugo/ThayerMartinModified.htm
Isolasi  bakteri
Isolasi atau pembiakan adalah proses menumbuhkan mikroorganisme dari tempat infeksi (lingkungan in vivo) melalui berbagai spesimen dan menumbuhkan dalam lingkungan tiruan di laboratorium (lingkungan invitro). Ketika bakteri tumbuh pada media, pada umumnya populasi bakteri  akan mudah diamati tanpa mikroskop karena berada dalam jumlah yang banyak berupa koloni bakteri sehingga memungkinkan untuk identifikasi laboratorik selanjutnya . Keberhasilan pemindahan bakteri dari lingkungan in vivo ke in vitro memerlukan nutrisi  dan lingkungan yang dibutuhkan oleh bakteri patogen tersebut. Karena pada lingkungan in vivo bakteri dapat menggunakan berbagai hasil metabolik  dan jalur fisiologik untuk pertumbuhan selama berada di dalam tubuh hospes  kemudian secara tiba-tiba harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tiruan di laboratorium. Dengan demikian sangatlah penting untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri
Di  dalam tubuh, populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam jenis bakteri untuk memisahkan bakteri patogen perlu dilakukan isolasi di laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pertumbuhan bakteri maka perlu cara kerja yang aseptik, dan sterilisasi ose sebelum digunakan mengambil koloni yang dicurigai sebagai penyebab infeksi.

Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel.Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.
1. Sampel tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran..
2. Sampel air
Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri.Jika beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air.Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
1. Teknik Preparasi Suspensi
Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril.Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel :
a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya
adalah meja, batu, batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab
akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan
semisalpepton water.
b. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relative berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan
prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah
1 : 9 (w/v). Untukk sampel dari tanh tak perlu dimaserasi
2. Teknik Pengenceran Bertingkat
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Cara Kerja :
a.                   Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika memakai teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10-1. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya (pengocokan yang benar dapat dilihat pada gambar disamping)
b.                   Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama.
3. Teknik Penanaman
a.                  Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat.Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
1)                  Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.
·         Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik. Kemudian disebarkan dengan menggosokan nya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
·         Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
2)                  Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC)
·         Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong
·         Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.
Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml
untuk pour plate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermu kaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
b.                  Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
1)      Goresan Sinambung
Cara kerja :
·         Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
·         Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

   




2)      Goresan T

Cara kerja :
·         Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker
·          Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
·         Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
·         Lakukan hal yang sama pada daerah 3

   


3)      Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

   

Inkubasi
Metode-metode yang digunakan untuk mengoptimalkan kondisi inkubasi :
      inkubasi dilakukan pada suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri (35⁰C-37C) dan kelembaban udara  yang mengandung CO2 sekitar 3-5%
      untuk pertumbuhan bakteri yang memerlukan CO2 lebih banyak diperlukan inkubasi pada tempat khusus yang mengandung CO2 (tablet natrium bikarbonat dengan kelembaban dan penutupan yang sangat erat akan menghasilkan CO2 yang  cukup , sebagai alternatif dapat juga dilakukan inkubasi pada sungkup lilin  yang dapat menghasilkan CO2 3%

Identifikasi bakteri
Setelah isolasi, bakteri yang tumbuh pada media perbenihan dilakukan identifikasi dengan tahapan sebagai berikut:
1)      Evaluasi  morfologi koloni
Evaluasi morfologi koloni dengan memperhatikan warna koloni, bentuk koloni (seperti titik, bundar, berfilamen,atau tidak beraturan), elevasi koloni (cembung, cekung, datar), serta batas koloni (halus atau tidak beraturan)
2)      Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dengan cara pewarnaan gram dengan melihat diferensiasi (termasuk bakteri gram positif atau negatif), bentuk (coccus, batang, koma, atau pleimorf), susunan (sendiri-sendiri, diplo, berantai, atau seperti anggur)
3)      Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri  melalui reaksi biokimia, yang biasa dilakukan diantaranya.
a.       TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang, untuk melihat kemampuan meragi glukosa dan sukrosa atau laktosa. Contohnya hasil untuk Escherichia coli (acid/acid), Salmonella thypii (alkali/acid+H2S) sedangkan Pseudomonas aerugenosa (alkali/alkali)
Gambar 5. Hasil uji pada TSIA

b.      Fermentasi karbohidrat/gula-gula

Gambar 6. Hasil positif (tabung berwarna kuning) meragi gula
http://www.blinn.edu/natscience/phillips/Micro%20Pictures.htm

c.       MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan mengelola asam dan produk-produknya dari hasil fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan sistem buffer dan menentukan organism yang menghasilkan prosuk netral (asetil metal karbinol atau aseton) dari hasil fermentasi glukosa


d.      SIM (sulfur, indol, motility)
Uji ini untuk mengetahui pergerakkan bakteri, produksi indol dan pembentukkan gas H2S

e.       Simon citrate
Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
Gambar 9. Hasil uji simon citrate (positif warna biru)

f.       Urease
            Urease  menghidrolisis substrat urea menjadi ammonia, air dan karbondioksida. Adanya enzim urease ditentukan dengan inokulasi organism pada media cair atau agar  yang mengandung urea sebagai sumber utama karbon dan mendeteksi adanya ammonia. Ammonia akan meningkatkan pH media yang telah mengandung pH indikator   sehingga perubahan pH sebagai hasil produksi ammonia dapat dilihat dari perubahan warna media dari kuning menjadi pink. Ters urease membantu dalam identifikasi beberapa spesies Enterobacteriaceae seperti Proteus spp, Corynebacterium urealyticum dan Helicobacter pylori
 
Hasil tes urease
The test is performed at the time of gastroscopy. A biopsy of mucosa is taken from the antrum of the stomach, and is placed into a medium containing urea and an indicator such as phenol red. The urease produced by H. pylori hydrolyzes urea to ammonia, which raises the pH of the medium, and changes the color of the specimen from yellow (NEGATIVE) to red (POSITIVE).

g.      Tes indol
           Bakteri yang memproduksi enzim tryptophanase mampu menguraikan asam amino tryptophan menjadi asam piruvat, ammonia dan indol.Indol dideteksi dengan kombinasi indicator aldehid (1% paradimetilaminosinamaldehid) yang mengahasilkan warna merah ungu. Tes ini sangat berguna terutama untuk identifikasi Escherichia coli .
 
http://biochemicaltestsproject.blogspot.com/2009/06/indole-test.html

h.      Tes oksidase
     
Paper strips for testing the oxidase reaction, contains tetramethyl-p-phenylenediamine for a more sensitive test, simply place a drop of water on the strip, then rub on bacteria, positives turn dark purple within 15 seconds,


oleh Mursalim Achmad

 FITRAH LUTFIA MAHARANI
X-ANALIS KESEHATAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar