Siklus Menstruasi Tidak Normal
Siklus Menstruasi Tidak Normal
– Pada umumnya setiap periode menstruasi yang dialami oleh wanita akan
terjadi sekitar 3-5 hari, sementara siklus nya akan dapat berlangsung
selama 28 hari. akan tetapi masa menstruasi yang akan dialami oleh
setiap wanita biasanya akan memiliki karakteristik masing-masing
sehingga akan sulit untuk menentukan mana yang normal dan mana yang
tidak normal. biasanya beberapa wanita akan mengalami periode
menstruasi yang sangat singkat, sementara yang lain akan lebih panjang,
dan biasanya volume menstruasi akan terdapat pada beberapa banyak
wanita, dan sementara yang lain akan lebih sedikit.
Dibawah ini ada empat jenis Siklus Menstruasi Tidak Normal diantara nya adalah :
Dibawah ini ada empat jenis Siklus Menstruasi Tidak Normal diantara nya adalah :
- Metrorrhagia, menstruasi yang ada secara tidak teratur dan menstrruasi ini akan mungkin terjadi pada setiap 3-6 minggu sekali.
- Oligomenorrhea, arus menstruasi yang terjadi amat ringan dan tidak sering terjadi pada sebagian wanita yang akan mengalami kondisi ini, menstruasi mereka mungkin hanya 2 kali dalam setahun
- Polymoenorrhea, menstruasi yang akan terjadi lebih sering, dan umumnya wanita yang mengalami polymenorrhea akan myngkin menantikan menstruasi mereka 2-3 minggu sekali.
- Menorrhagia, yaitu pendarahan yang sangat hebat pada saat selama menstruasi, dan tak jarang hal ini dapat membutuhkan konsultasi dokter dan pengobatan yang lebih lanjut.
- Apabila usia nya sudah mencapai 16 tahun akan tetapi belum juga mengalami menstruasi yang pertama
- Pada periode menstruasi anda yang biasnya ada akan tetapi tiba-tiba berhenti padahal tidak hamil.
- Terjadi pendarahan menstruasi yang berlangsung lama hingga lebih dari 7 hari
- Panjang siklus menstruasi akan terpisah lebih lama 35 hari kurang dari 21 hari terhitung pada saat hari pertama pendarahan menstruasi akan terjadi ke hari pertama pendarahan siklus berikutnya.
- Adapula pendarahan yang terjadi di luar jadwal menstruasi yang terjadi biasa nya (misalnya siklus menstruasi yang sudah selesai, namun dua atau tiga hari berikutnya akan terjadi pendarahan lagi)
- Tidak akan mengalami periode menstruasi selama tiga bulan berturut-turut atau lebih padahal anda belum memasuki masa perimenopause.
- Akan mengalami periode menstruasi yang tidak teratur paahal anda belum memasuki adanya masa perimenoupase (menjelang menopause).
Gambar Siklus Menstruasi
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks karena melibatkan
berbagai unsur dalam tubuh perempuan, diantaranya panca indera, korteks
serebri, hipotalamus, aksis hipofisis-obarium) dan organ tujuan (uterus,
endometrium, serta organ seks sekunder).
Dimulainya masa pubertas dan menstruasi pertama (menarche) seringkali dideskripsikan sebagai peristiwa utama dalam sejarah kehidupan remaja.
Patofisiologi siklus menstruasi
Patofisiologi siklus menstruasi merupakan siklus hormonal yang kompleks sebagai mata rantai dari :
– Pancaindera
– Nukleus amigdale
– Hipotalamus
– Hipofise
– Ovarium
– dan Uterus endometirum
Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche. Faktor psikologis cukup berperan ketika terjadi menarche. Hal ini diperkirakan terjadi karena pengaruh globalsasi dan video-video asusila yang banyak beredar sehingga megakibatkan menarche terjadi lebih dini yaitu pada usia kurang dari atau sama dengan 10 tahun.
Nukleus amigdale memegang peranan penting sebagai “pubertas inhibitor” sehingga hipotalamus tidak merangsang hipofise untuk mengeluarkan ‘gonadotrophine hormonal” terlalu dini.
Pada permulaan menstruasi sampai dengan usia 17-18 tahun sering tejadi ‘anovulasi’ sehingga “estrogen yang dominan” mempunyai kesempatan untuk merangsang end-organ seks sekunder untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Ciri dari darah menstruasi itu sendiri, seperti :
– Berwarna hitam kemerahan
– encer karean proses fibrinolisis
– Berlangsung sekitar 3-5 atau 7 hari
– Terkadang disertai rasa nyeri
Setelah mensturasi berlangsung selama 4-7 hari, perdarahan perlahan-lahan berkurang. Perdarahan regional berkurang akibat konstriksi dan trombosis sisa arteriola spiralis yang tidak rusak, sehingga bercak perdarahan akhirnya berhenti.
Interval antara ovulasi dan menstruasi normalnya hampir tepat 14 hari. Sebaliknya, pada periode praovulatoir, interval hari pertama menstruasi dengan hari ovulasi dapat beragam dari 7 atau 8 hari hingga lebih dari satu bulan. Variasi periode praovulatoir ini menyebabkan perbedaan interval antar periode menstruasi.
Dimulainya masa pubertas dan menstruasi pertama (menarche) seringkali dideskripsikan sebagai peristiwa utama dalam sejarah kehidupan remaja.
Patofisiologi siklus menstruasi
Patofisiologi siklus menstruasi merupakan siklus hormonal yang kompleks sebagai mata rantai dari :
– Pancaindera
– Nukleus amigdale
– Hipotalamus
– Hipofise
– Ovarium
– dan Uterus endometirum
Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche. Faktor psikologis cukup berperan ketika terjadi menarche. Hal ini diperkirakan terjadi karena pengaruh globalsasi dan video-video asusila yang banyak beredar sehingga megakibatkan menarche terjadi lebih dini yaitu pada usia kurang dari atau sama dengan 10 tahun.
Nukleus amigdale memegang peranan penting sebagai “pubertas inhibitor” sehingga hipotalamus tidak merangsang hipofise untuk mengeluarkan ‘gonadotrophine hormonal” terlalu dini.
Pada permulaan menstruasi sampai dengan usia 17-18 tahun sering tejadi ‘anovulasi’ sehingga “estrogen yang dominan” mempunyai kesempatan untuk merangsang end-organ seks sekunder untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Ciri dari darah menstruasi itu sendiri, seperti :
– Berwarna hitam kemerahan
– encer karean proses fibrinolisis
– Berlangsung sekitar 3-5 atau 7 hari
– Terkadang disertai rasa nyeri
Setelah mensturasi berlangsung selama 4-7 hari, perdarahan perlahan-lahan berkurang. Perdarahan regional berkurang akibat konstriksi dan trombosis sisa arteriola spiralis yang tidak rusak, sehingga bercak perdarahan akhirnya berhenti.
Interval antara ovulasi dan menstruasi normalnya hampir tepat 14 hari. Sebaliknya, pada periode praovulatoir, interval hari pertama menstruasi dengan hari ovulasi dapat beragam dari 7 atau 8 hari hingga lebih dari satu bulan. Variasi periode praovulatoir ini menyebabkan perbedaan interval antar periode menstruasi.
Siklus Menstruasi Wanita
Masa subur wanita
dinyatakan sebagai masa di mana terdapat sel telur yang siap dibuahi
oelh sperma (dan bersamaan dengan itu ada sperma yang siap membuahi sel
telur). Sel telur yang siap dibuahi adalh sel telur yang telah
dilepaskan dari indung telur dalam suatu proses yang disebut dengan
ovulasi.
Secara norma, wanita telah memiliki ribuan sel telur yang dalam indung telur (ovarium) kiri dan kanan yang telah diperolehnya sejak wanita itu masih berupa janin dalam kandungan ibunya. Hanya saja sel-sel telur tersebut berada dalam keadaan diam, standby, akibat pengaruh bahan yang dikeluarkan oleh sel folikuler (beberapa sel-sel gepeng yang bergandengan yang membungkus masing-masing sel telur, sel-sel ini juga berada di dalam indung telur).
Pada wanita yang subur, lama siklus haid sesuai dnegan lama siklus ovulasinya. Jadi bila wanita tersebut haid setiap 30 hari, dia mengalami ovulasi juga setiap 30 hari, dengan demikian periode masa subur wanita tersebut juga setiap 30 hari.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan menlakukan perhitungan minggu subur sebagai berikut :
1. Menstruasi wanita teratur antara 26-30 hari
– Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12 yang merupakan hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 19
– Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi di tambah 14.
Sebagai contoh, seorang wanita mendapat menstruasi 5 September. Maka perhitungan minggu suburnya adalah antara tanggal 17-24 september, sehingga harus menghindari hubungan intim untuk mencegah kehamilan. Sistem pantang berkala dengan kalender mempunyai kegagalan berkisar 15-20%.
2. Pantang berkala dengan sistem suhu basal
Telah diketahui bahwa penurun suhu basal sebanyak 1/2-1 derajat celsius pada hari ke-12 sampai ke-13 menstruasi, dimana oculasi terjadi pada hari ke-14. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehngga siklus menstruasi yang disertai “ovulasi” terdapat temperatur “bifasik”.
Secara norma, wanita telah memiliki ribuan sel telur yang dalam indung telur (ovarium) kiri dan kanan yang telah diperolehnya sejak wanita itu masih berupa janin dalam kandungan ibunya. Hanya saja sel-sel telur tersebut berada dalam keadaan diam, standby, akibat pengaruh bahan yang dikeluarkan oleh sel folikuler (beberapa sel-sel gepeng yang bergandengan yang membungkus masing-masing sel telur, sel-sel ini juga berada di dalam indung telur).
Pada wanita yang subur, lama siklus haid sesuai dnegan lama siklus ovulasinya. Jadi bila wanita tersebut haid setiap 30 hari, dia mengalami ovulasi juga setiap 30 hari, dengan demikian periode masa subur wanita tersebut juga setiap 30 hari.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan menlakukan perhitungan minggu subur sebagai berikut :
1. Menstruasi wanita teratur antara 26-30 hari
– Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12 yang merupakan hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 19
– Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi di tambah 14.
Sebagai contoh, seorang wanita mendapat menstruasi 5 September. Maka perhitungan minggu suburnya adalah antara tanggal 17-24 september, sehingga harus menghindari hubungan intim untuk mencegah kehamilan. Sistem pantang berkala dengan kalender mempunyai kegagalan berkisar 15-20%.
2. Pantang berkala dengan sistem suhu basal
Telah diketahui bahwa penurun suhu basal sebanyak 1/2-1 derajat celsius pada hari ke-12 sampai ke-13 menstruasi, dimana oculasi terjadi pada hari ke-14. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehngga siklus menstruasi yang disertai “ovulasi” terdapat temperatur “bifasik”.
Fase Menstruasi
Ada 3 fase yang dialami setiap wanita selama menstruasi, yaitu :
1. Fase Folikuler adalah dimana kdar FSH ( Folicle Stimulating Hormone ) sedikit meningkaat sehingga merangsang tumbuhnya 3 – 30 folikel ovarium ( kantung dinding telur ) yang masing – masing mengandung 1 sel telur.
2. Fase Ovulatior adalah dimana kadar LH ( Luteinizing Hormone ) meningkat dan folikel yang matang akan menonjol ke permukaan ovarium ( dinding telur ) untuk melepaskan sel telur ( ovulasi ). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjai peningkatan kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah, rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium ( kantung induk telur ) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar.
Tetapi perlu diketahui setelah 14 haari kropus luteum akan hancur dan selama dalam fase ini seorang wanita juga akan mengalami peningkatan suhu tubuh sampai siklus yang baru akan dimulai, keculai jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum akan menghasilkan HCG ( Human Chorionic gonadotropin ) hormon ini akan menjaga kropus luteum yang menghasilkan hormon progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendri. Fase Luteal biasanya ditandai sebagai fase bagi wanita yang ingin hamil.
1. Fase Folikuler adalah dimana kdar FSH ( Folicle Stimulating Hormone ) sedikit meningkaat sehingga merangsang tumbuhnya 3 – 30 folikel ovarium ( kantung dinding telur ) yang masing – masing mengandung 1 sel telur.
2. Fase Ovulatior adalah dimana kadar LH ( Luteinizing Hormone ) meningkat dan folikel yang matang akan menonjol ke permukaan ovarium ( dinding telur ) untuk melepaskan sel telur ( ovulasi ). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjai peningkatan kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah, rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium ( kantung induk telur ) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar.
Tetapi perlu diketahui setelah 14 haari kropus luteum akan hancur dan selama dalam fase ini seorang wanita juga akan mengalami peningkatan suhu tubuh sampai siklus yang baru akan dimulai, keculai jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum akan menghasilkan HCG ( Human Chorionic gonadotropin ) hormon ini akan menjaga kropus luteum yang menghasilkan hormon progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendri. Fase Luteal biasanya ditandai sebagai fase bagi wanita yang ingin hamil.
Posted in Siklus Menstruasi
Tagged arti menstruasi, Fase Folikuler, Fase Luteal, fase menstruasi, Fase Ovulatior, Folicle Stimulating Hormone, gejala menstruasi, Human Chorionic gonadotropin, kalender menstruasi, Luteinizing Hormone, masa menstruasi, menstruasi terlambat, siklus menstruasi wanita, tanda menjelang menstruasi, tanda tanda mau menstruasi, tanda tanda menstruasi, tentang menstruasi, terlambat menstruasi
Leave a comment
Tips Menjaga Kelangsungan Siklus Menstruasi
Ada sedikit tips menarik untuk menjaga kelangsungan siklus menstruasi yang tepat dan bersih, diantaranya :1. Buatlah catatan pada kalender anda setiap menstruasi, sebagai panduan anda untuk mengetahui siklus menstruasi selanjutnya.
2. Memperhatikan kebersihan selama menstruasi, karena dinding rahim dan vagina sangat mudah terkena infeksi atau virus.
3. Pinggang terasa sakit seperti nyeri, pegal – pegal karena ketariknya otot rahim. Untuk menguragi rasa sakit atau nyeri dapat mengonsumsi obat penghilang sakit haid dengan dosis yang tepat atau minum ramuan tradisisonal ( jamu ).
4. Pemilihan pembalut yang lembut, aman, nyaman tanpa menimbulkan iritasi, tidak mengandung gel, serta underwear yang berbahan cotton ( lembut ) Karena darah menstruasi adalah media yang sangat mudah bagi tumbuhnya kuman penyakit yang membahayakan organ vital anda.
5. Mengganti pembalut dan underwear paling lama 4 jam sekali baik ketika mandi atau buang air besar, bila perlu 2 – 3 kali mengganti pembalut tergantung pada banyak tidaknya darah yang keluar pada saat menstruasi.
6. Membasuh alat vital anda baik ketika anda mengganti pembalut atau saat setelah buang air besar dengan air bersih, yang lebih baik lagi dengan air hangat dan sabun dengan PH yang lembut dan ringan agar tidak terjadi alergi, infeksi dan jamur pada alat vital anda.
Perhatikanlah selalu siklus menstruasi anda dengan baik dan benar. Agar menstruasi lancar dan menentu, serta jagalah selalu kebersihan organ intim anda agar tidak mudah terindentifikasi penyakit virus atau penyakit lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar