Sebelum melakukan isolasi terlebih
dahulu dilakukan pengambilan sampel.Berikut merupakan prosedur pengambilan
sampel.
1. Sampel tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan
kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan
tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka
sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran..
2. Sampel air
Pengambilan sampel air bergantung
kepada keadaan air itu sendiri.Jika beerasal dari air sungai yang mengalir maka
botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air.Bila pengambilan
sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika
ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu
beberapa saat dan mulut kran dibakar.
Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
1. Teknik Preparasi Suspensi
Sampel yang telah diambil kemudian
disuspensikan dalam akuades steril.Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya
adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada
bentuk sampel :
a. Swab (ulas), dilakukan
menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas
dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya
adalah meja, batu, batang kayu dll.
Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan
kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab
akan lebih baik jika cotton bud
dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan
semisalpepton water.
b. Rinse (bilas) ditujukan
untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang
luas tapi relative berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan
prosedur kerja dengan mencelupkan
sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun
diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat
dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran),
sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga
mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan
ke dalam air. Contoh sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan
antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah
1 : 9 (w/v). Untukk sampel dari tanh
tak perlu dimaserasi
2. Teknik Pengenceran Bertingkat
Tujuan dari pengenceran bertingkat
yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam
cairan.Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk
sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Cara Kerja :
a.
Sampel yang mengandung bakteri
dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan
berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang
digunakan jika memakai teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10-1.
Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya (pengocokan yang benar
dapat dilihat pada gambar disamping)
b.
Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung
ke telapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung
pengenceran terakhir dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet
ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran
digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak
perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama.
3. Teknik Penanaman
a.
Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan
lajutan dari pengenceran bertingkat.Pengambilan suspensi dapat diambil dari
pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni
tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
1)
Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan
menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun
prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
·
Ambil suspensi cairan senamyak 0,1
ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah
memadat.
·
Batang L atau batang drugal diambil
kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian
didinginkan dan ditunggu beberapa detik. Kemudian disebarkan dengan menggosokan
nya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih
efektif bila cawan ikut diputar.
·
Hal yang perlu diingat bahwa batang
L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena
panas.
2)
Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang
belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja
melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh
dipermukaan agar yang kaya O2dan ada yang tumbuh di dalam agar yang
tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
·
Siapkan cawan steril, tabung
pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC)
·
Teteskan 1 ml secara
aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong
·
Tuangkan media yang masih cair ke
cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media,
kemudian diinkubasi.
Alasan diteteskannya bakteri
sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml
untuk pour plate karena spread plate
ditujukan untuk menumbuhkan dipermu kaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan
ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari
pada spread plate.
b.
Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
1) Goresan Sinambung
Cara kerja :
·
Sentuhkan inokulum loop pada koloni
dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
·
Jangan pijarkan loop, lalu putar
cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya
digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan
ke cawan atau medium baru
2) Goresan T
Cara kerja :
·
Bagi cawan menjadi 3 bagian
menggunakan spidol marker
·
Inokulasi daerah 1 dengan streak
zig-zag
·
Panaskan jarum inokulan dan tunggu
dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada
gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
·
Lakukan hal yang sama pada daerah 3
3) Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun
berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan
awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya
dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin
sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
X-ANALIS KESEHATAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar