.

.
.

Selasa, 17 November 2015

K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA



Keracunan
Keracunan  makanan adalah kondisi yang muncul akibat mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular, seperti bakteri, virus, dan parasit. Selain itu bisa karena racun yang mereka keluarkan di makanan. Kontaminasi dapat terjadi saat makanan sedang diproses atau dimasak dengan tidak benar.

Kontaminasi yang umumnya terjadi pada kasus keracunan makanan disebabkan oleh:
Bakteri, contohnya Campylobacter, salmonella, Escherichia coli (E. coli), Listeria, dan Shigella.
Virus, contohnya norovirus dan rotavirus.
Parasit, contohnya cryptosporidium, Entamoeba histolytica, dan giardia.



·        Berikut ini adalah beberapa contoh makanan yang mudah terkontaminasi jika tidak ditangani, disimpan, atau diolah dengan baik.
       -Daging mentah
       -Susu.
       -Makanan siap saji, misalnya potongan daging matang, keju lembek, dan roti isi kemasan.
       -Telur mentah.
       -Kerang-kerangan mentah.
       -Gejala Keracunan Makanan

Gejala keracunan makanan bisa dimulai beberapa saat setelah makan hingga tiga hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
·        Gejala yang umumnya terjadi antara lain:
       -Merasa mual dan muntah-muntah.
       -Mengalami diare.
       -Sakit atau kram perut.
       -Penyebab Keracunan Makanan

·        Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya keracunan makanan:
       Tidak menyimpan makanan dengan suhu yang tepat, misalnya tidak disimpan di kulkas, terutama produk daging dan produk olahan susu.
       Tidak memasak makanan secara merata, terutama daging unggas, burger, dan sosis.
       Meninggalkan makanan matang di ruangan dengan suhu hangat terlalu lama.
       Mengonsumsi makanan yang sudah melewati masa kedaluarsa.
       Kontaminasi silang, misalnya memakai pisau pemotong daging mentah untuk mengiris roti, menyimpan daging mentah di atas makanan siap makan sehingga cairan dari daging menetes ke makanan di bawahnya.
       Orang yang sakit atau dengan tangan yang kotor menyentuh makanan.
       Pengobatan Keracunan Makanan

Pada kebanyakan kasus, keracunan makanan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Untuk meredakan gejala yang terjadi, Anda bisa beristirahat secukupnya dan minum banyak cairan karena jika mengalami dehidrasi, maka gejala yang terjadi akan bertambah parah dan masa pemulihan akan menjadi makin lama.

Orang yang rentan mengalami dehidrasi sebaiknya diberikan cairan rehidrasi oral atau dikenal dengan nama oralit. Oralit berfungsi menggantikan glukosa, garam, dan mineral penting lain yang hilang akibat muntah dan diare. Untuk sementara waktu, sebaiknya Anda menghindari makanan biasa hingga merasa lebih baik. Anda bisa mengonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur.

·        Berikut ini beberapa kondisi yang mengharuskan Anda mendapat pengobatan karena keracunan makanan:
       Anda mengalami demam tinggi.
       Gejala yang dialami sangat parah dan tidak membaik hingga beberapa hari.
       Mengalami gejala dehidrasi parah, misalnya urine beraroma tidak enak, berwarna gelap, dan sangat sedikit.
       Bayi Anda mengalami keracunan makanan.
       Terjadi wabah keracunan makanan dan terkait dengan sumber kontaminasi tertentu.
       Mengalami muntah-muntah lebih dari dua hari.
       Diare yang bertahan lebih dari tiga hari atau tinja bercampur darah.

Keracunan makanan juga bisa memberikan efek yang parah, terutama pada orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah. Di antaranya adalah penderita diabetes, gagal ginjal, gagal jantung, HIV, kanker, mereka yang berusia di atas 65 tahun, dan bayi.eracunan


·        Produk kimia rumah tangga banyak yang mengandung pestisida yang berbahaya bagi manusia seperti misalnya cairan anti serangga, racun tikus, racun kutu dll. Bila sampai terjadi keracunan, di bawah ini adalah beberapa cara pertolongan pertama yang direkomendasikan oleh Sentra Informasi Keracunan Nasional :
       Bila terkena mata : aliri mata yang terkena racun dengan air yang mengalir selama 30 menit. Apabila gejala iritasi masih ada, segera bawa ke dokter mata.
       Bila terhirup : segera pindahkan korban ke tempat terbuka agar mendapatkan udara segar. Segera bawa ke dokter.
       Bila tertelan : cuci mulut dengan berkumur sampai tidak ada bahan racun yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
       Bila terkena kulit : lepaskan pakaian korban yang terkena racun, cuci kulitnya, termasuk rambut dan kuku dengan air yang banyak dan sabun. Jika kulit terbakar, tutup dengan kain steril dan kering tanpa diberi apa pun. Segera bawa ke dokter.
       Pemberian penawar racun / antidotum hanya boleh dilakukan oleh dokter / tenaga medis di rumah sakit.



Gigitan Ular

Snake bite atau gigitan ular jika tidak ditangani secara tepat dan CEPAT bisa menyebabkan kematian, tidak seperti gigitan pacar atau suami-istri yang menyebabkan keenakan :D (Kidding).  Untuk itu perlu diketahui juga oleh masyarakat pada umumnya, karena jika kita berbicara masalah pertolongan pertama, tidak mesti harus menggunakan alat-alat medis dan keterampilan khusus. Cukup kita meluangkan waktu untuk membaca artikel ini :D

Apabila kita terkena gigitan ular, usahakan untuk mengetahui apakah ular yang menggigit itu berbisa atau tidak, hal ini bisa diketahui dengan adanya bekas taring ular pada anggota tubuh yang digigit (berarti berbisa). Akan tetapi kalau masih ragu apakah ular tersebut berbisa atau tidak kita anggap berbisa saja dulu untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Tanda gejala yang dapat dilihat jika terjadi gigitan ular berbisa antara lain: bengkak dan kemerahan di bagian yang tergigit, demam, mual-muntah, sakit kepala dll..

·        Langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan oleh orang umum adalah mencakup sebagai berikut:

1. Sebaiknya menjauh dari lokasi, amankan posisi dulu (pikirkan nasib Anda, jangan balas dendam dulu pada ular untuk membunuhnya).

2. Imobilisasi korban, maksudnya jangan banyak bergerak, karena aktivitas dapat menyebabkan bisa ular cepat mengalir ke pembuluh darah.

3. Gunakan tali, kain, pita atau apa saja buat mengikat bagian atas anggota badan yang tergigit ular, ikat sedemikian kencang, ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama satu menit.

4. Direkomendasikan bagi yang rumahnya jauh dari pusat pelayanan kesehatan yang memakan waktu lebih dari 30 menit: bikin sayatan menyilang di daerah gigitan dengan silet atau pisau yang bersih, lalu keluarkan bisanya dengan di sedot menggunakan spuid/jarum suntik (lepas dulu jarumnya), JANGAN sekali-kali menyedot dengan mulut. kalau tidak ada spuid bisa dengan cara urut perlahan hingga bisanya keluar, tapi tidak usah sampai bekas gigitan dipegang. Lihat gambar:

Sumber : Pribadi (Maaf buatan saya jelek :D)


5. Pergi kepusat pelayanan kesehatan terdekat



Kecelakaan akibat listrik
1 Ketentuan
 Pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik, biasanya penderita terjatuh setelah aliran listrik putus. Jika tempat kejadian itu membahayakan, misalnya di atas tiang, atap yang landai, atau kuda-kuda bangunan, sering orang mengalami kecelakaan yang lebih berat. Dalam hal ini pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang dilakukan oleh seorang ahli atau pembantu dokter, tidak dimaksudkan untuk mengambil alih tugas dokter melainkan semata-mata merupakan pertolongan darurat sampai dokter datang.

2 Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
 2.1 Untuk memutuskan hubungan antara penderita dan penghantar, dilakukan cara seperti berikut:
a) Sedapat mungkin penghantar harus dibuat bebas tegangan dengan jalan memutuskan sakelar atau melepaskan gawai pengaman. Atau penghantar ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan benda kering bukan logam, misalnya sepotong kayu atau seutas tali yang diikatkan pada penghantar;
b) Penderita ditarik dari tempat kecelakaan;
c) Penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-lipat;
d) Penghantar dihubungpendekkan atau dibumikan.

 2.2 Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menghindarkan atau mengurangi pengaruh arus listrik. Ia harus menempatkan diri pada papan yang kering, kain kering, pakaian kering atau alas serupa itu yang bukan logam pakaian kering atau alas serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika hal itu tidak mungkin, kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan kering serupa itu (kertas, karet). Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.

3 Pertolongan pertama pada penderita luka
 3.1 Luka tidak boleh disentuh dengan tangan
 Basuhlah luka dengan air dan obat antiseptik bila luka tampak kotor. Tutuplah segera luka dengan pembalut luka yang steril dan kering; jangan membalut luka dengan bahan kain lain seperti saputangan, kain bekas, atau pita. Apabila bahan yang steril tidak tersedia, lebih baik luka dibiarkan terbuka. Pembalut luka hanya dapat menahan luka yang dangkal. Pada waktu membalut luka, usahakan agar bagian badan yang terluka diangkat ke atas. Apabila luka sangat dalam dan banyak mengeluarkan darah, cegahlah pendarahan seperti itu dengan cara tersebut dalam poin-poin 3.2;

 3.2 Macam-macam luka
a) Pendarahan arteri : Pendarahan arteri dapat diketahui karena darah memancar dari luka. Cobalah menghentikannya dengan membalut luka kuat-kuat dengan pembalut steril. Jika dengan cara ini tidak berhasil, tekuklah bagian badan yang terluka itu pada sendinya, misalnya pada lutut, siku, atau sendi paha, sampai batas maksimum; kemudian sementara ditekuk, tepat di atas luka ikatlah bagian badan itu dengan pita kain atau sabuk. Jika masih belum juga berhasil, gunakanlah torniquet. Jika torniquet tidak ada, himpitlah arteri bersangkutan dengan kedua ibu jari yang diletakkan sejajar pada tempat tersebut.
b) Luka pada mata : Tutuplah kedua mata dengan kasa steril meskipun cuma satu mata yang terluka. Jika luka disebabkan oleh bahan kimia seperti soda, asam keras, amonia, cucilah mata dengan air bersih. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka mata selebarlebarnya.
c) Luka bakar : Jika pakaian dari orang yang bersangkutan masih terbakar, cegahlah orang tersebut berlari-lari. Lemparkan ke tanah, matikan nyala api dengan membungkus orang tersebut dengan selimut, atau menggulingkan badan orang tersebut ke tanah. Bekas bekas pakaian terbakar yang masih menempel pada badan tidak boleh dihilangkan. Kulit yang melembung tidak boleh disudat/dipecahkan. Balutlah luka bakar dengan pembalut khusus untuk luka bakar (konsteril) dan balut longgar. Cegah penggunaan tepung, minyak atau salep untuk luka bakar. Apabila luka bakar sangat luas, tidak boleh dipakai pembalut sama sekali. Usahakan melindungi penderita luka bakar dari kedinginan (di tempat-tempat yang berhawa dingin) dengan menyelimutinya dan menjaga agar selimut tidak kena luka bakar. Bila penderita shock, baringkan korban dengan kepala lebih rendah dan segera kirim ke rumah sakit.
d) Luka bakar karena bahan kimia : Apabila luka bakar di bagian luar, maka buka pakaian penderita dan segera siram dengan air bersih yang banyak untuk melarutkan bahan-bahan kimia tersebut. Setelah itu balut luka seperti halnya luka bakar api. Apabila luka bakar di dalam, misalnya penderita telah terminum asam keras, segera penderita beri minum air atau air teh dan secepatnya bawa ke rumah sakit.
e) Dalam keadaan pendarahan di dalam badan (dari paru-paru atau perut) baringkan penderita dan jaga agar penderita tetap tenang. Hanya dokter yang dapat menolong atau kirim segera penderita ke rumah sakit. Apabila luka di dalam badan akibat pukulan yang keras pada perut atau kepala, biasanya penderita merasa mual dan muntah, penderita tidak boleh diberik minum atau makan. Kirimkan penderita segera ke rumah sakit dengan mengusahakan agar penderita selalu diam dalam keadaan berbaring.

4 Patah tulang
 Tulang yang patah harus diusahakan agar jangan banyak berberak. Bandutlah bagian itu pada bidai (splints), meskipun belum tentu tulangnya patah. Untuk lengan yang patah cukup dipakai satu papan bidai saja, sedangkan untuk kaki diperlukan dua atau tiga papan. Sebagai pembalut dapat digunakan pita, kain atau tali yang lunak. Bandutlah bidai di beberapa tempat sehingga sendi yang berhubungan dengan bagian badan yang patah tak dapat bergerak. Apabila bidai yang khusus untuk tulang patah tidak ada, lengan yang patah untuk sementara dibandut pada dada (ditekuk pada sisi) atau digantung dengan kain segitiga; tungkai kaki yang patah dibandut pada papan atau tongkat. Jika tak ada papan atau bandut pada tungkai kaki yang utuh. Aturan di atas tidak berlaku bagi tulang belakang atau tulang punggung yang patah. Dalam hal ini geserlah penderita dengan hati-hati pada meja datar yang kuat. Jangan sekali-kali mengangkat badan penderita.

5 Keracunan gas
 Usahakan agar penderita keracunan gas mendapat udara yang bersih. Bawalah dia ke luar atau bukalah jendela lebar-lebar. Gas yang berbahaya ada dua macam, yaitu:
a) Gas yang tidak merusakkan paru, misalnya gas yang meracuni darah dan syaraf, narkotika, karbon monoksida, asam sianida, eter, kloroform, uap bensin atau benzol. Bukalah baju penderita, dan jangan sekali-kali memberi minum pada penderita yang pingsan. Gosoklah tangan dan kakinya dengan tangan. Apabila pernafasan berhenti, usahakan pernafasan buatan, kalau dapat dengan alat penghisap oksigen.
b) Gas yang merusak paru, misalnya klor, fosgen, gas nitro, dan sulfur dioksida. Bukalah baju penderita, kemudian jauhkan dia dari baju yang sudah penuh mengandung gas. Usahakan agar penderita tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk berjalan. Apabila penderita sudah sadar, berilah sedikit air kopi atau air teh panas. Dalam hal ini tidak boleh diberi pernafasan buatan.

6 Menolong orang tenggelam
 Untuk menolong orang yang tenggelam, peganglah ia dari belakang untuk menjaga keselamatan diri penolong. Peganglah di bawah ketiak atau dagunya, sementara lutut penolong didorongkan ke punggung penderita. Jika perlu tutup hidungnya secara paksa dengan jari. Setelah penderita sampai di darat, kendurkan semua pakaian yang menyesakkan dirinya, bersihkan mulutnya dari pasir atau lumpur, dan lepaskan gigi palsunya, dan penolong berdiri di tengah-tengahnya dengan kaki mengangkang. Tempatkan kedua tangan penolong pada perut penderita dekat pada rusuk yang paling bawah, lalu angkatlah sehingga kepala penderita merunduk ke lantai dan air ke luar dari mulutnya. Jika pernafasan berhenti, segera lakukan pernafasan buatan.
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakankeselamatan kerja. Bebrapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik diantaranya :  Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan menimbulkan bahaya kejut. Jaringan dengan hantaran telanjang  Peralatan listrik yang rusak Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body  Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka  Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk lebih dari satu (bertumpuk).

FITRAH LITFIA MAHARANI
X-ANALIS KESEHATAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar